Senin, 30 April 2012

PANCASILA (ARTIKEL KASUS HUKUM)

Pada suatu hari lahirlah kaka beradik bernama Panca (Laki-Laki) dan Sila (Perempuan) dari seorang ibu bernama Agustina istri dari bapak Agustus. mereka adalah anak ke-17 yang dilahirkan secara bersamaan (kembar). Jadi sebelumnya, 16 kaka mereka selalu meninggal dalam rahim ibunya. Panca adalah seorang laki-laki melankolis(penuh perasaan),baik hati,sangat cinta tanah air dan tidak tegaan, Sedangkan Sila adalah seorang perempuan yang agak tomboi, pemberani, cinta kesuksesan dan selalu bersemangat. Panca dan Sila awalnya adalah kaka beradik yang selalu akur dan saling sayang menyangi. 

Hingga pada suatu saat mereka mulai sering berdebat saat mereka menginjak masa-masa SMP,tepatnya saat mereka menjadi ketua (Panca) dan wakil ketua (Sila) OSIS disekolahnya. Panca mempunyai pemikiran, "Bahwa segala tindakan itu harus dipikir ulang-ulang sampai matang,dan dengan berbagai ketelitian panca indera dimana hati harus lebih peka daripada ego sesaat". namu Sila membantahnya ,"Tindakan itu harus dilakukan secara cepat,lugas tanpa membuang waktu terlalu lama dimana efesiensi waktu harus dipertimbangkan serta ketegasan yang kuat juga harus mampu meyakinkan pendapat yang tepat. ini adalah soal ketegasan, bukan ego!!!" tegas Sila saat rapat OSIS.

Seiring waktu berjalan, makin parah saja pertikaiannya, sampai-sampai mereka
tidak mau satu SMA dan tidur satu kamar. mereka juga jarang tegur sapa, bahkan di meja makanpun mereka tidak pernah terlihat bersamaan. Tingkah laku mereka pun membuat kedua orang tua mereka semakin payah, ditambah Pak Agustus sudah cukup tua untuk bekerja dan hanya mampu mengandalkan uang pensiunnya karna ia adalah mantan guru PKN di sebuah SD.

Pada suatu saat sang ayah memberi nasehat kepada Panca,"Nak.. Memang benar setiap menentukan sesuatu itu kita butuh hati,tapi bukan terlalu berhati-hati yang orang butuhkan. Terkadang orang lebih menghargai ketegasan ketimbang kejujuran, karna mereka anggap ketegasan itu meyakinkan mereka". "Tetap saja saya tidak suka berbohong pak!!" saut Panca dengan keyakinannya. "Bukan harus berbohong juga, kamu bisa saja kan memberi bumbu ketegasan dari setiap sajian kata kata jujurmu itu nak. Bapak suka caramu dalam berkata jujur dan memiliki hati yang tulus, tapi kamu harus mencontoh Sila juga",Ayah Panca. Panca membalas, "Buat apa meniru orang yang egois itu??". Ayahnya meneruskan pembicaraan"Bukan itu yang harus kamu contoh nak, tapi keberaniannya,kegigihannya, semangat juangnya itu yang tidak kau miliki untuk bisa jadi pemimpin. tidak heran bila kamu nanti akan sering ditentang bila tidak memiliki keberanian dan ketegasan". (Panca pun hening).

Selang Sebulan hubungan antara Panca dan Sila masih kritis juga. Sampai pada akhirnya Ayah dan Ibu mereka di panggil yang maha kuasa karna kecelakaan saat berkendara sepeda motor. Panca dan Sila pun mulai merasa bersalah karna tidak dapat akur, tidak patuh dengan orang tua dan merasa jadi anak yang tidak berguna. Setelah kejadian itulah mereka pun kembali akur dan menjadi satu yaitu PANCASILA. Dimana terbentuknya sebuah hukum yang didedikasikan sebagai hasrat cinta tanah air serta tujuan kuat untuk mencapai kesuksesan bangsa. PANCASILA juga harus dikhayati dengan penuh perasaan, penuh pertanggung jawaban dan ketegasan untuk mewujudkannya.



Jadi Pesan dari penulis : Marilah kita junjung tinggi PANCASILA dengan sepenuh hati, dengan ikhlas sebagai bentuk cinta tanah air dan hasrat untuk memajukan bangsa. Jangan mau kalah dengan negara lain! Banggalah dengan apa yang ada di Indonesia! Cintailah PANCASILA! dan wujudkan hukum yang tertib! maka kita pun akan semakin nyaman dan berbangga hati menjadi Warga Negara Indonesia.

Sekian, Kurang Lebihnya saya mohon maaf 

Manusia dan Penderitaan

Definisi Penderitaan

Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang biasanya tidak menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Tentu saja penderitaan tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya untuk muncul. Disini saya akan lebih membahas tentang sebab – sebab munculnya sebuah penderitaan.


Sebab – Sebab Munculnya Penderitaan
Jika Diklasifikasikan berdasarkan sebab – sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yaitu :

a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

Penderitaan yang menimpa manisa karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini terkadang disebut nasib buruk. Nasib buruk tersebut dapat berubah menjadi baik. Dengan kata lain manusia itu sendirilah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tuhan yang menntukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Perbuatan manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi kadang manusia itu sendiri tidak menyadarinya, contohnya kita membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan banjir.

b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakan dan optimisme dapat menjadi usaha untuk mengatasi penderitaan tersebut.


Ruang Lingkup yang mudah Mengalami Penderitaan (Kekalutan Mental)
Penderitaan / Kekalutan mental sangat rawan terjadi di ruang lingkup antara lain sebagai berikut:
1. Kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat sehingga oarang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
Ilmu Budaya Dasar Halaman 8 dari 14
sebagaian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain, akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2. Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang berlaku.
3. Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengelurkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
4. Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan
5. Orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari keuntungan sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalah spritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.


Cara untuk Menghindar dari Kekalutan Mental


Ada banyak cara untuk menghindarkan diri dari kekalutan mental, kuncinya hanya satu, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. ini adalah cara yang paling sederhana tapi terbukti paling efektif, anda tidak perlu mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah hanya untuk mendengar nasehat - nasehat dari para motivator ataupun psikolog. Cukup dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT kita dapat merenungi kembali apa penybab utama dari kegagalan yang sebelumnya yang mana telah menimbulkan sebuah masalah dan kekalutan mental yang kini sedang kita rasakan. tentunya dari situ kita bisa memotivasi diri sendiri untuk maju dan terus berkembang ke jalan yang lebih baik tentunya dengan bimbingan Allah SWT.


Sumber : http://yourdreamisyourworld.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-penderitaannya.html