Rabu, 28 September 2011

Individu Keluarga & Masyarakat

Manusia selain makhluk individu ataupun keluarga, juga merupakan makhluk yang bermasyarakat. Maka oleh sebab itu manusia bisa dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok ataupun berorganisasi dan membutuhkan orang lain satu sama lain. Dan dari kehidupan bermasyarakat itulah yang dapat menjadi wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial. Masyarakat itu sendiri terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang memiliki kemauan dan keinginan hidup yang sama. Seperti kita ketahui dan sadari bahwa manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak akan dapat hidup bila tidak didampining individu-individu yang lainnya.

A Individu
Kata Individu berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti yang tak terbagi. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
  1. Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
  2. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat,
Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi, mendidik anak, menolong, melindungi, atu merawat orang-orang tua (jompo). Bentuk keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama ( keluarga inti). Secara resmi terbentuk dari hasil perkawinan.
Secara umum fungsi keluaraga meliputi;
1. Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya pengaturan seksual, oleh karena itu, disinilah fungsi keluarga agar pengaturan seksual dapat dikontrol dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan, walaupan banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan menambah beban hidup, dan ada pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3. Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam masyarakat ada halnya kita bersosialisasi terlebih dahulu dalm keluarga agar terbebtuknya kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya, sehingga ketika kita bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4. Kontrol sosial
Keluarga yang berfungsi dalam sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
C Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
  1. Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
  2. Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
  3. Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
  4. Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.

Sabtu, 24 September 2011

Pluralisme

Sesungguhnya negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan ragam budaya. Banyak beragam budaya yang tersebar di pelosok nusantara entah itu dari segi suku, agama dsb. Dan banyak pula budaya yang masuk dari luar baik yang positif namun ada juga yang negatif.

Kalau bicara tentang budaya, banyak negara di Eropa yang sulit menjalankan Pluralisme atau memperpadukan budaya asli dengan budaya pendatang seperti contohnya ialah Perancis.  bahkan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang mengungkapkan kegagalan masyarakat multikulturalisme di Eropa. Pemimpin Eropa yang ketiga ini mengungkap kegagalan itu setelah sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris David Cameron membeberkan ihwal yang sama. Senada dengan Merkel dan Cameron, Sarkozy pun menilai multikulturalisme di Perancis sebagai sebuah kegagalan bermasyarakat.

Masjid Cheng Ho
Namun Indonesia bisa dibilang negara yang cukup sukses dalam menciptakan pluralisme dalam berbudaya. sebagai contoh pluralisme dalam beragama adanya masjid yang terbalut bangunan khas Tionghoa yang biasa di panggil Masjid Cheng Ho. Memang masih sangat jarang di Indonesia tapi bukan berarti tidak ada. Buktinya masjid ini dapat kita temukan di  Surabaya tepatnya di Jalan Gading, Ketabang, Genteng.



Dugderan
Ada pula bangunan daerah yang di modifikasi menyerupai bangunan di eropa bahkan dalam budaya terdapat pula dugderan yang memadukan budaya Indonesia dengan China dan Arab. Dugderan sendiri itu adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.