Sesungguhnya negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan ragam budaya. Banyak beragam budaya yang tersebar di pelosok nusantara entah itu dari segi suku, agama dsb. Dan banyak pula budaya yang masuk dari luar baik yang positif namun ada juga yang negatif.
Kalau bicara tentang budaya, banyak negara di Eropa yang sulit menjalankan Pluralisme atau memperpadukan budaya asli dengan budaya pendatang seperti contohnya ialah Perancis. bahkan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy yang mengungkapkan kegagalan masyarakat multikulturalisme di Eropa. Pemimpin Eropa yang ketiga ini mengungkap kegagalan itu setelah sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris David Cameron membeberkan ihwal yang sama. Senada dengan Merkel dan Cameron, Sarkozy pun menilai multikulturalisme di Perancis sebagai sebuah kegagalan bermasyarakat.
 |
Masjid Cheng Ho |
Namun Indonesia bisa dibilang negara yang cukup sukses dalam menciptakan pluralisme dalam berbudaya. sebagai contoh pluralisme dalam beragama adanya masjid yang terbalut bangunan khas Tionghoa yang biasa di panggil Masjid Cheng Ho. Memang masih sangat jarang di Indonesia tapi bukan berarti tidak ada. Buktinya masjid ini dapat kita temukan di Surabaya tepatnya di Jalan Gading, Ketabang, Genteng.
 |
Dugderan |
Ada pula bangunan daerah yang di modifikasi menyerupai bangunan di eropa bahkan dalam budaya terdapat pula dugderan yang memadukan budaya Indonesia dengan China dan Arab. Dugderan sendiri itu adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar