Pemuda adalah generasi penerus dari generasi yang terdahulu. Sebab anggapan itulah terkadang dapat menjadi beban moral yang ditanggung pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja,berkelahi, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, keterbatasan lapangan kerja dan masih banyak masalah lainnya. Munculnya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua merupakan akibat dari benturan dua kebudayaan yaitu kebudayaan tradisional dan modern yang tidak dapat di atasi dengan baik oleh kedua pihak.
Permasalahan seperti ini adalah pemasalahan generasi yang merupakan suatu masalah masyarakat yang sudah muncul dan dikenal sejak dulu kala. Dan yang dipermasalahkan selalu saja nilai-nilai masyarakat yang terlibat dengan kedua generasi tersebut. Entah serasi, kurang serasi atau bahkan sangat tidak serasi untuk dianut atau diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Dengan demikian, bagaimana penyelesaian masalah itu sendiri juga mencerminkan kebudayaan masyarakat itu.
Menurut para ahli paedagogi social permasalahan seperti ini adalah masalah antar generasi yang sebenarnya tidak terdapat di masyarakat tradisional. Dan dapat juga disimpulkan bahwa masalah antar generasi merupakan suatu masalah modern. Adapun inti pokoknya bahwa dalam masyarakat sistem tertutup/tradisional, pembinaan dan proses pendewasaannya terjadi secara bertahap dan terus menerus, yang di awasi oleh social control masyarakat yang ada disekitar.
Selama ini pemuda merupakan obyek saja dan bukan sebagai subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya dapat menjadi seorang penonton dan penikmat hasil dari pembangunan pembangunan yang didirikan oleh generasi terdahulu. Hal seperti ini terjadi karena ketidak percayaan generasi tua kepada generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan bahkan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik bahkan situasi ini sangat memicu keterpurukan generasi muda, sebab ketidak percayaan dapat mengganggu perkembangan mental si pemuda itu sendiri. Tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri pemuda. Lalu dari sinilah kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan masarakat umum dapat tercipta. Karna masalah ini merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energi yang tidak tersalurkan dengan baik oleh generasi tua tersebut. Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan sama bahkan lebih parah.
Sikap imitasi/meniru prilaku orang lain juga merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga sangat berpengaruh besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam membentuk kepribadian anak. Kita ambil contoh seorang anak yang tinggal di lingkungan sekolah pasti memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak yang tinggal dilingkungan pasar.
Pada dasarnya pengertian sosialisasi itu sendiri adalah sebuah proses seumur hidup dimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Maka saran saya (sebagai penulis) generasi tua harus bersedia memberi kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang serta memberikan suatu arahan yang akurat untuk generasi muda agar energi yang di gunakan para pemuda pemudi itu sendiri tidak salah sasaran dan terciptalah sebuah kebudayaan yang baik dan tidak menyimpang dari nilai nilai agama dan nilai nilai budaya yang positif.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar